Oleh Mudzakkir Hafidh
Salam sukses wahai pembaca blog pendidikan (www.mutupendidikanindonesai.blogspot.com), hari Rabu, tanggal 20 Mei 2009 merupakan hari yang sangat istimewa, karena bangsa Indonesia merayakan hari kebangkitan nasional. Pertanyaan besar bagi kita semua. Sudahkan bangsa ini bangkit untuk menuju kejayaannya? Kalau sudah, pertanyaan selanjutnya apa bukti kalau bangsa ini sudah bangkit untuk menjadikan seluruh warganya aman, sentosa, tentram, damai, berpendidikan, mempunyai kecakapan dan kompetensi untuk siap berkompitisi dalam dunia global?
He..heeee….hee… pertanyaan yang sulit, dikatakan tidak bangkit, buktinya anggaran pendidikan naik, gaji PNS dan buruh naik, perhatian pemerintah pada rakyat juga semakin baik, ada subsidi pupuk, bantuan langsung tunai, adanya kredit mikro dan lain-lain, pembangunan akses jalan dan distribusi juga meningkat, keseriusan pemerintah dibidang hukum semakin baik, banyak para koruptor baik pejabat atau non pejabat ditangkap. Namun disisi yang lain, jumlah kemiskinan masih banyak, meski menurut pemerintah melalui Badan Statistik Nasional katanya turun, namun menurut LSM dan para tokoh ekonomi kerakyatan katanya tidak ada kenaikan signifikan, waaah yang mana yang betul nich he..hee….. Gedung sekolah juga sering diberitakan masih banyak yang kondisinya mau ambruk, padahal anggaran pemerintah dibidang pendidikan meningkat. Kecurangan guru saat UNAS atau saat mengikuti sertifikasi juga masih terjadi, korupsi juga masih merajalela. Perpecahan tokoh nasional juga sering kita dengar dan lain-lainnya.
Wah…wah…. dikatakan bangkit bisa karena ada bukti seperti di atas, dikatakan belum bangkit juga bisa karena kondisi bangsa juga masih seperti sekarang. Koruptor ditindak, namun pelaku korupsi yang baru bermunculan. Hukum diperketat, namun pelanggar hukum semakin banyak. Kualitas pendidikan berusaha ditingkatkan, namun oknum-oknum guru atau pelaku pendidikan yang berbuat curang masih banyak. Mana buktinya, portofolio sertifikasi dipalsu, kecurangan UNAS masih terjadi, guru bolos mengajar masih banyak, penyalahgunaan keuangan sering kita dengar, dan lainnya. Kesatuan para tokoh bangsa dalam membangun bangsa dalam bingkai saling membantu dan saling menasehati juga belum terjadi, satu sama lainnya saling sodok dan saling hantam demi jabatan semata. ..aduh dak cukup deh kalau diteruskan…masih banyak lagi bukti-bukti belum bangkitnya I’tikat atau kesadaran pemerintah untuk lebih serius lagi membangun bangsa.
Adakah obat yang mujarab mengatasi itu semua? Satu hal yang harus dibenahi adalah kualitas pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas maka SDM bangsa semakin meningkat. Dikatakan pendidikan berkualitas jika nilai-nilai pendidikan yang diajarkan dilandasi oleh nilai-nilai spiritual, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai kejujuran. Pendidikan berkualitas juga mempunyai standar penyelenggaraan dan Standar Operating Procedure yang jelas, meliputi : target dan kompetensi yang ingin dicapai, standar pembelajaran, standar pengajar, standar penilaian, standar fasilitas dan prasarana, dan lainnya.
Sekali lagi, marilah kita bangkit membangun bangsa ini agar bangsa ini maju dan jaya menjadi negara yang aman, sentosa, baldatun toyyibatun warobbun ghofuur dengan cara mengajar, membimbing, dan mendidik anak didik kita dengan sabar, profesional dan mengutamakan kualitas, jangan asal mengajar, tapi jadilah guru yang bisa menjadi panutan, senantiasa memberi motivasi kepada seluruh murid-muridnya, membimbing dengan penuh kesabaran , senantiasa memberi inspirasi dan dukungan terhadap keberhasilan para muridnya. Dengan kata menurut Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia , beliau berkata: “ ing ngarso sung tulodho , ing madyo mbangun karso, dan tut wuri handayani. Bagaimana menurut pendapat anda?
0 Response to "PENDIDIKAN, SOLUSI BAGI PERMASALAHAN BANGSA"
Post a Comment