Mahasiswa Baru dan Ospek: Sebuah Langkah Awal


Huaaa, kangen rasanya bergumul dengan blog lagi. Hal yang kini mulai jarang saya lakukan semenjak menyandang titel sebagai Mahasiswa Baru Universitas Indonesia 2010 (Maba UI 2010). Bukan apa-apa, karena memang hari-hari saya kini penuh dengan aktivitas pengenalan (baca: ospek) atau di UI lebih dikenal dengan istilah OKK (Orientasi Kehidupan Kampus) di tingkat universtias dan PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) di tingkat FISIP. Dan tulisan ini merupakan sedikit curahan hati saya sekaligus tumpahan inspirasi yang beberapa hari ini menumpuk dalam benak saya berkat acara pengenalan di UI yang begitu luar biasa.
---------------------------------------------------------------------------
Apa yang ada di dalam pikiran anda ketika mendengar kata Ospek? Perploncoan yang tidak bemakna, tugas yang disuruh dengan niat ingin mengerjai, intimidasi fisik, atau mungkin kegiatan yang selalu memakan korban. Inilah wajah umum dari ospek yang jelas sekali menampakkan kejahiliahan. Bagaimana acara yang seharusnya berisi perangkat-perangkat untuk membahantu mahasiswa baru untuk mengenal dunia kampus, malah diisi dengan perangkat-perangkat untuk mengerjai mahasiswa baru sekaligus momen hiburan gratis untuk para senior. Alhamdulillah, saya tidak merasakannya di kampus yang baru saja saya duduki kursinya: Universitas Indonesia (UI).

Kamaba (Kegiatan Mahasiswa Baru) UI benar-benar berbeda dengan ospek kebanyakan. Panitia memberikan kami, mahasiswa baru, tugas untuk membuat essay dan proposal project yang melatih kemampuan berpikir kami, alih-alih memberikan tugas tidak jelas yang tak memiliki makna. Panitia memberi kami kesempatan untuk mendengar ‘ocehan inspiratif’ dari para tokoh besar, alih-alih memberi kami kesempatan untuk mempermalukan diri di depan umum. Panitia menghadirkan pada kami atmosfer kampus yang kompetitif dalam bingkai intelektual, alih-alih menghadirkan atmosfer militeristik bak di camp pasukan perang.

Hal ini membuat rasa khawatir saya tentang ospek itu perlahan luntur, bahkan kini mulai berganti dengan rasa penasaran, “Lalu apalagi?” Saya seperti seorang anak kecil yang diberi satu permen yang rasanya enak sehingga meminta lagi ketika permen itu habis. Inilah hakikat sebenarnya dari ospek: pengenalan. Pemberitahuan garis besar dunia kampus. Ingat! Hanya garis besarnya saja. Sehingga diharapkan akan ada dua hal yang bertumbuh dalam diri mahasiswa baru lewat ospek: bekal awal dan rasa penasaran akan informasi lanjutan. Dan bersyukurlah segenap panitia Kamaba UI 2010, karena menurut saya, kalian telah cukup berhasil melaksanakan misi tersebut.

Terimakasih saya haturkan kepada segenap panitia yang telah berpikir dan berkerja keras demi kami. Mengorbakan segala sumber daya yang kalian punya. Mengerahkan segala daya usaha yang kalian bisa. Mengobarkan api tekad perjuangan dengan harapan kami pun bisa merasakannya. Sungguh, kalian begitu menginspirasi kami untuk menjadi mahasiswa UI sejati.

Inilah sebuah langkah awal bagi kami para mahasiswa baru UI 2010. Langkah yang akan terus menjadi kenangan meski sudah beribu-ribu langkah kami tinggalkan. Langkah yang akan terus menjadi pelajaran meski sudah bertahun-tahun kami tak lakukan. Langkah yang Insya Allah mampu memacu kami untuk berprestasi di masa depan.

Akan tetapi, izinkan saya selaku mahasiswa baru UI 2010 tetap menyebut acara tersebut ospek. Agar kampus lain dan Indonesia tahu bahwa ospek dalam ‘Kamus Besar Ikatan Keluarga Mahasiswa UI’ bukanlah perploncoan, tetapi ajang pengenalan yang menyediakan wahana bagi kami untuk melakukan langkah awal yang berkesan, bermakna, dan memiliki nilai pembelajaran.

Salam Kreatif - Kritis,
Pratama

0 Response to "Mahasiswa Baru dan Ospek: Sebuah Langkah Awal"

Post a Comment