World Class Universitybukanlah suatu hal yang baru kita dengar. Suatu istilah yang berarti Universitas Kelas Dunia atau Universitas yang mempunyai nama/kelas didunia. Menjadi suatu universitas berkelas dunia merupakan impian seluruh Universitas/PT untuk menjadi terkenal dan lebih baik dari yang lain. Kualitas pendidikan Indonesia, terutama perguruan tinggi memang masih tertinggal jauh dengan Negara-negara barat.Ini terbukti banyaknya Universitas/PT dinegara Barat yang sudah World Class University. Untuk mewujudkan hal tersebut memang bukan pekerjaan mudah dan butuh berbagai prosedur-prosedur yang harus diselesaikan dan dipenuhi.Perlu adanya strategi tepat untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. World class university tampaknya menjadi syarat utama bagi Indonesia jika ingin bersaing dengan perguruan tinggi luar negeri. Sering kali kita dengar Suatu Universitas atau perguruan tinggi yang bercita-cita untuk go internasional dengan berbagai sasaran atau target keberhasilan. Namun tidak menunjukkan kapan target tersebut akan tercapai. Apa yang direncanakan dalam Renstra masih sebatas ”wacana/impian” dan belum dilakukan ”action” yang jelas, sistemik, terarah, terprogram sebagaimana mestinya. Secara riil, posisi suatu Universitas/Perguruan tinggi secara nasional mungkin sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang berhasil memperoleh nilai Akreditasi A, B, C serta berbagai prestasi-prestasi kampusnya Namun apakah nilai Akreditasi yang didapat PTS/PTN itu akan menjadi jaminan bahwa Universitas/perguruan tinggi itu akan menjadi World Class University? Berbicara tentang World Class University, tentu Universitas/Perguruan Tinggi pada level internasional. Sejak akhir Januari 2006, Departemen Pendidikan Nasional telah membentuk Tim Gugus Tugas penetapan 10 Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia yang akan dipersiapkan sebagai universitas-universitas yang akan dikembangkan menjadi ‘universitas kelas dunia’ (world-class university). Pengembangan beberapa universitas kelas dunia di Indonesia dapat menjadi terobosan penting dalam rangka akselerasi dan peningkatan kualitas dan daya saing PT Indonesia vis-a-vis PT mancanegara. Pengembangan sejumlah universitas menjadi world-class university sudah dilakukan di banyak negara Asia, khususnya di Korea Selatan, Cina, Singapura, dan bahkan Thailand. Bukan rahasia lagi, tidak banyak PT Indonesia yang mampu bersaing di tingkat internasional, bahkan untuk level nasional bahkan lokal saja, sebagian besar belum memenuhi harapan. Banyak faktor penyebabnya sejak dari tradisi universitas yang relatif baru, hanya sejak masa pasca Kemedekaan Indonesia mulai memiliki universitas, pembiayaan yang minim atau masih mengandalkan bantuan APBD dari daerah, kualifikasi pendidikan sumber daya dosen yang rendah, fasilitas yang tidak/kurang memadai, tidak ada atau kurangnya jaringan nasional dan internasional, dan sejumlah faktor lainnya lagi. Secara akademik,harus masuk dalam beberapa metode perankingan universitas dunia, seperti: Academic Ranking of World Universities (ARWU), The Times Higher Education Supplement (THES) maupun ranking universitas dunia secara elektronik melalui Webometric Untuk itu, suatu Universitas/Perguruan Tinggi hendaknya perlu bekerja lebih keras guna mencapai impian untuk masuk dalam kategori World Class University. Apalagi untuk Masing-masing lembaga pengakeditasi mempunyai kriteria dan metodologi penilaian yang berbeda-beda, bahkan sangat berbeda. Indonesia mengalami peningkatan jumlah perguruan tinggi yang masuk 500 besar THES. Pada 2003, hanya tiga perguruan tinggi yang masuk 500 besar, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Indonesia (UI). Pada 2006, masuk lagi Universitas Diponegoro (Undip) dan pada 2007 bertambah lagi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Airlangga (Unair). Dengan fakta itu, sebenarnya kualitas pendidikan tinggi kita mengalami kemajuan. Berdasarkan survei itu juga berarti sudah ada perguruan tinggi kita yang disejajarkan dengan perguruan tinggi lain di dunia. Philip G Albach dalam The Costs and Benefits of World-Class Universities (2005), ‘universitas kelas dunia’ adalah universitas yang memiliki rangking utama di dunia, yang memiliki standar internasional dalam keunggulan (excellence). Keunggulan tersebut mencakup, antara lain, keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui publikasi internasional, keunggulan dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualifikasi tinggi dan terbaik dalam bidangnya, keunggulan dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual, keunggulan manajemen dan governance, fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis, seperti perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang mutakhir, dan pendanaan yang memadai untuk menunjang proses belajar-mengajar dan riset. Dan tidak kurang pentingnya, keunggulan dalam kerja sama internasional, baik dalam program akademis, riset, dan sebagainya. Jelas tidak mudah bagi PT-PT Indonesia mencapai berbagai keunggulan tersebut. Tetapi, jika pemerintah, masyarakat, dan kalangan PT-PT Indonesia serius memiliki world-class universities, maka jelas tantangannya tidak sederhana. Namun, peluang bukan tidak ada. pemerintah pusat dan daerah menganggarkan minimal 20 persen APBN untuk pendidikan, dapat menjadi peluang untuk lebih menyeriusi peningkatan kualifikasi PT Indonesia menjadi world-class universities. Selain dianggarkan terutama untuk pendidikan dasar, sebagian anggaran pendidikan tersebut seyogianya dialokasikan untuk akselerasi beberapa PT Indonesia ke kelas internasional. Setidaknya ada tiga hal yang harus ada dalam strategi menuju world class university. Pertama, perguruan tinggi harus punya fokus riset atau pengembangan bidang-bidang tertentu yang akan jadi “unggulan” mereka. Sebaiknya, bidang-bidang ini punya kedekatan dengan kondisi alam, sosial, dan budaya. Hasil riset juga punya kegunaan langsung di masyarakat. Kedua, mendorong tiga mesin utama, yaitu integrasi berbagai bidang terkait, pemanfaatan teknologi IT, dan penanaman nilai-nilai entrepreneurship. Ketiga, ada pengembangan ventura-ventura atau sumber daya yang ada di perguruan tinggi. Pengembangan itu bisa dari segi akademik dengan pengembangan intellectual capital dan sumber daya lain yang bersifat ekonomis. Strategi harus dipikirkan, dan dijalankan secara sinergi dan kontinu. Kalau tidak, sulit untuk untuk bersaing. salah satu cara menuju world class university adalah bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi luar negeri yang kredibel. Kerja sama itu harus didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan bisa menjadi pemicu peningkatan kualitas pendidikan.beberapa kriteria yang umumnya dijadikan sebagai dasar bagi penentuan peringkat adalah sebagai berikut : Ada tidaknya peraih nobel di perguruan tinggi tersebut, Jumlah mahasiswa asing yang menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut, Jumlah staff yang bergelar doktor beserta prestasi akademik dan penelitian yang diraihnya, Adanya internet bandwidth connectivity yang baik serta kecepatan aksesnya, Adanya rasio student-dosen yang seimbang serta tingkat selectivity mahasiswa yang baik, Seberapa banyak publication index dari para peneliti di perguruan tinggi tersebut yang dikutip oleh orang lain, Seberapa sering update informasi dari berbagai aktivitas di perguruan tinggi tersebut, Seberapa banyak adaptasi pembelajaran modern dalam proses pembelajarannya,Terdapatnya berbagai sumber keuangan yang mendukung keberlanjutan berbagai aktivitas perguruan tinggi tersebut. Selain itu terdapat pula lembaga yang hanya menggolongkan kriteria kedalam lima item saja, yaitu : Academic reputation, Student selectivity, Faculty resources, Research : citation, papers, publication book, peer reviewed article, funding, graduated student, Financial resources : total spending perstudents, library spending per students. Maka untuk memenuhi cita-cita menjadi menjadi world class university, unit yang harus ektra keras untuk mensupportnya antara lain : lembaga penelitian, perpustakaan, teknologi informasi, biro SDM. Paling tidak harus ada kebijakan khusus pada lembaga tersebut untuk mengejar ketertinggalannya sehingga memiliki program yang jelas untuk meningkatkan kualitasnya. Kalau untuk PTS, ada hal yang sulit untuk bisa dipenuhi agar menjadi world class university, yaitu terkait dengan student selectivity dan rasio dosen-mahasiswa. Bagaimana akan memiliki student selectivity yang baik kalau setiap tahun prodi-prodinya di target harus menerima sekian banyak mahasiswa baru, dengan alasan untuk pendanaan subsidi silang ke prodi yang lain. Bagaimana akan memiliki rasio yang seimbang kalau student body nya gemuk sementara kebijakan untuk pengadaan dosennya sangat lambat (kalaupun tidak zero growth) padahal dosen adalah salah satu point penting juga. Tidak mungkin pengajaran semuanya diajarkan oleh Dosen luar yang latar belakang disiplin ilmunya berbeda. Jangan sampai nantinya mahasiswa banyak tapi dosennya itu-itu saja dan hal ini harus menjadi point terpenting bagi Pimpinan Universitas/PT untuk segera diselesaikan. Serta aturan-aturan Universitas/PT jangan hanya tebang pilih tetapi harus ada azas kesamaan supaya aturan-aturan itu tidak jadi “aturan khusus orang tertentu”. Peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi di Indonesia ini harus jadi perhatian. membuat kebijakan untuk mengubah perguruan tinggi negeri menjadi badan hukum. Dengan badan hukum, perguruan tinggi punya otonomi dan independensi untuk mengelola aset dan keuangan mereka sendiri. Dengan begitu, mereka diminta untuk bisa lebih cepat dalam meningkatkan kualitas dan menjalin hubungan dengan perguruan tinggi luar negeri, bahwa perubahan menjadi badan hukum memberikan keleluasaan bagi perguruan tinggi untuk mengelola aset mereka masing-masing. kebebasan itu tidak akan efektif jika tidak ada strategi tepat menuju world class university. Walaupun world class university, tentu bukan segalanya dalam kriteria pendidikan tinggi di negara berkembang karena tuntutan peran dalam pengembangan kesejahteraan rakyat menjadi sangat mendesak. Tetapi persaingan global memerlukan kemampuan segenap perguruan tinggi di Indonesia menggerakkan seluruh daya dan upaya untuk mencapai beberapa langkah secara sinergis. Beberapa kriteria world class university diantaranya adalah 40 % tenaga pendidik bergelar Ph.D, publikasi internasional 2 papers/staff/tahun, jumlah mahasiswa pasca 40% dari total populasi mahasiswa (student body), anggaran riset minimal US$ 1300/staff/tahun, jumlah mahasiswa asing lebih dari 20%, dan Information Communication Technology (ICT) 10 KB/mahasiswa. Kriteria tersebut tentu tidak 100% sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini yang sedang memperjuangkan anggaran pendidikan yang memadai, terbatasnya kursi bagi mahasiswa dalam negeri yang kemampuan ekonominya rendah, maupun peran pendidikan tinggi dalam menghasilkan iptek yang bermafaat bagi kesejahteraan rakyatnya. Namun ukuran-ukuran tersebut penting sebagai dasar bagi referensi kesejajaran universitas di Indonesia dengan universitas lainnya yang bertaraf internasional. Guna mencapai tujuan jangka panjang tersebut harus dapat meletakkan basis yang kuat melalui pembangunan karakter pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki etika akademik dengan ciri-ciri rasional, obyektif dan normatif. Etika akademik tersebut harus menjadi unsur fundamental moralitas dalam menghadapi perkembangan sosial, ekonomi, politik, budaya dan iptek. Sehingga selain tanggung jawab individu yang mengutamakan kompetensi professional, kejujuran, integritas dan obyektivitas serta sebagai institusi harus mampu mempertanggung jawabkan secara publik, hormat kepada martabat dan hak azasi manusia serta dapat menjadi sumber acuan budaya luhur bangsa. Beberapa aspek yang perlu dibenahi diantaranya untuk mencapai world class university adalah: Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah, etika dan estetika yakni apakah setiap unit menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebenaran dan kejujuran ilmiah. Seperti telah menjunjung tinggi bidang ilmu yang dikembangkan dan apakah tenaga pendidik dan unsur akademiknya telah jujur dengan bidang keilmuan yang ditekuni dan diajarkannya sehingga misalnya: tidak terjadi illegal teaching, dan ini banyak terjadi di dunia Pendidikan kita, Menjaga standar professional dan standar ilmiah yang tinggi secara berkelanjutan setingkat dengan universitas kelas dunia,Tidak melakukan diskriminasi dalam pelaksanaan kegiatan akademik, Menciptakan lingkungan belajar dan mengajar yang berkualitas dan bertaraf internasional, Mengembangkan dan menerapkan iptek pertanian yang bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa dan seluruh umat manusia, Menghormati hukum dan hak azasi manusia, Mampu menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bertaraf internasional.Nilai-nilai penting tersebut harus menjadi landasan bagi pembuatan kebijakan akademik dan terus dikembangkan melalui berbagai instrumen serta dilaksanakan secara komprehensif beserta jaminan mutu, pemantauan dan evaluasinya sehingga menjadi budaya akademik Pencapaian unsur-unsur penting tersebut dalam tingkah laku para tenaga pendidik, peneliti dan tenaga kependidikan sangat menentukan kualitas sebagai institusi universitas bertaraf internasional dan berperan dalam pembangunan bidang pertanian yang dapat mensejahterakan segenap warga serta seluruh rakyat Indonesia dan umat manusia. Tantangan ke depan dalam menghadapi persaingan global adalah kemampuan institusi menempatkan diri sejajar dengan universitas-universitas terkemuka di dunia. Dengan dimulainya dari sebuah impian akan memberikan hasil kenyataan yang sangat besar. Mudah-mudahan nantinya di Negeri laskar Pelangi tidak hanya terkenal lada (sahang) dan timah di Dunia Internasional saja, tetapi juga Universitas/PT yang World Class University. Mudah-mudahan ini bukan sebatas hanya harapan/impian tapi tantangan yang harus diwujudkan. Semoga…. | |
Sumber :http://www.ubb.ac.id |
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "World Class University: Impian atau Tantangan?"
Post a Comment