Pembelajaran dari Film Sang Pencerah


Saya ini bukan termasuk anak muda yang sering menonton film. Bahkan film yang saya tonton di bioskop pun mungkin bisa dihitung dengan jari. Film-film seperti harus melalui seleksi ketat sebelum mendapat kehormatan saya tonton. Maka berungtunglah sutradara yang filmnya saya tonton. Karena film itu berarti film yang berkualitas. Kali ini saya ingin bercerita tentang film yang baru saja selesai saya tonton: Sang Pencerah. Sebuah kisah tentang perjuangan KH. Ahmad Dahlan.

Berawal dari kabar di internet dan trailer di youtube, saya pun memantapkan diri untuk menonton film Sang Pencerah. Jelas, hal ini adalah berkat trailer yang begitu menggugah hati. Entah kenapa, saat menonton trailer tersebut saya seperti terhipnotis oleh sajian gambar bergerak dan suara latar yang begitu mengagumkan. Dan benar saja, ketika saya menonton Sang Pencerah, memang saya mendapatkan beberapa pembelajaran yang sukses membuat saya menumpahkannya dalam posting ini. Apa sajakah itu?

1. Merantaulah... Cari Ilmu di Luar Sana...
Tebak! Apa yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan muda ketika melihat keganjilan yang ada di lingkungannya? Ia pergi haji sekaligus menuntut ilmu di Mekkah. Ia merantau ke negeri lain, keluar dari lingkungan nyamannya, berhadapan dengan tantangan baru, dengan satu harapan: mendapat ilmu baru. Karena dunia ini begitu luas. Jika kita hanya berkutat di tempat yang itu-itu saja, pemikiran kita akan sempit, stagnan, tidak berkembang. Selain itu, kita pun akan menyia-nyiakan umur yang telah diberikan oleh-Nya. Merantaulah... Walau hanya sebentar, setidaknya kita tahu bagaimana kehidupan di luar sana.

2. Ilmu Haruslah Membumi
"Jika setelah pulang kau tidak membawa perubahan, percuma kau pergi haji dan menuntut ilmu di sana." Meski tidak persis, kira-kira seperti itulah pesan paman Ahmad Dahlan kepadanya sebelum berangkat ke Mekkah. Saya jadi teringat dengan 12 tahun hidup saya di sekolah formal yang katanya tempat mencari ilmu. Bener sih, tapi sayang, ilmu itu tidak membumi, tidak 'siap pakai'. Sehingga ilmu yang saya dapat dalam 12 tahun itu seakan-akan hanya untuk ujian saja. Tidak lebih dari itu. Melihat hal tersebut, saya jadi semakin terpacu untuk terus berusaha menyambungkan antara teori yang saya dapat dengan realitas di lapangan. Karena ilmu sebagaimana pun itu takkan berarti jika tidak membawa perubahan nyata di masyarakat.

3. Terbuka untuk Bekerja Sama
Agak aneh, jika melihat seorang santri dari kampung, ternyata bergabung dengan perkumpulang kaum terpelajar yang dikenal elit, Budi Utomo. Tapi Ahmad Dahlan melakukannya. Ia berusaha adaptif dan terbuka terhadap kerja sama dengan pihak manapun. Tentunya selama kerja sama itu tetap berpijak pada dua hal: asas saling menguntungkan dan penghormatan terhadap prinsip masing-masing. Untuk itu, janganlah ragu untuk bekerja sama dengan siapa pun, termasuk orang-orang yang berbeda paham dengan kita, selama dua syarat di atas terpenuhi. Kita harus berdiri di tengah-tengah. Tidak terlalu tertutup terhadap kerja sama, tetapi tidak pula terlalu terbuka hingga menggadaikan prinsip dan identitas kita.

4. Perubahan Butuh Perjuangan
Inilah mungkin inti pesan dari film ini: Perubahan dan Perjuangan. Bagaimana seseorang ketika melihat keganjilan dalam lingkungannya tidak apatis dan permisif. Bagaimana seseorang bergerak dan bertindak untuk membereskan keganjilan tersebut. Bagaimana seseorang teguh dalam perjuangan demi kebenaran yang diyakininya. Bagaimana seseorang tetap sabar dalam perjuangannya di tengah dinding resistensi yang mengelilinginya. Terlihat terlalu wah mungkin. Akan tetapi, perubahan dan perjuangan itu tidak hanya soal yang besar-besar kok. Karena sejatinya, di sekeliling kita tersaji banyak masalah dengan beragam tipe dan skala, tinggal kita nih: Apakah kita menganggapnya masalah dan mau berusaha menyelesaikannya?

Entah mengapa, setelah saya selesai menonton film ini, kata-kata seperti perubahan, pergerakan, perjuangan berkecamuk dalam benak saya. Hati ini seperti tergebu-gebu untuk segera beraksi nyata. Pikiran saya pun seketika dipenuhi dengan gagasan-gagasan tentang perubahan dan rencana-rencana aksi untuk mengaktualisasikannya. Meski belum mampu saya eksekusi sekarang, setidaknya posting ini telah menjadi langkah kecil dari rangkaian perjuangan saya. Sekaligus menjadi rekam perasaan yang bisa kembali membangkitkan semangat saya ketika turun suatu saat nanti.

Salam Kreatif - Kritis,
Pratama

0 Response to "Pembelajaran dari Film Sang Pencerah"

Post a Comment