Penyakit hati beragam jenisnya, satu diantaranya adalah hasud. Terkait dengan hasud ada satu pepatah Arab meyebutkan: Likulli dzi ni'matin mahsudun. Kalimat ini memiliki semantikal bahwa setiap orang yang diberi nikmat pasti ada saja yang tidak suka. Dengan kata lain, seseorang akan hasud bila ada temannya yang mendapatkan kebahagiaan. Begitu sebaliknya, ia merasa bahagia apabila temannya mendapatkan kesusahan. Kebiasaan ini sering juga disebut SMS alias Susah Melihat orang Senang, Senang Melihat orang Susah.
Semakin kerasnya persaingan hidup sering membuat orang lupa terhadap norma yang seharusnya tetap dijunjung, sehingga ketika keberhasilan itu ditempuh melalui jalan yang berakibat menyusahkan orang lain justru mendatangkan kesenangan tersendiri baginya. Tetapi ketika kesenangan itu tidak datang pada dirinya, justru dinikmati orang lain ia akan merasa tidak senang, timbul rasa irinya dan muncul sifat negatif lainnya.
Dengki atau merasa iri hati pada orang lain merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya, sampai-sampai dalam sebuah hadis Nabi SAW ditegaskan bahwa penyakit ini dapat menghapuskan amal-amal baik kita laksana api yang memakan kayu bakar. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dalam hidup ini, kita dituntut bersyukur atas segala limpahan kurnia yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. Perintah itu termaktub dalam firman-Nya, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS Ibrahim [14] : 7).
Berlandaskan kalam Ilahi tersebut, sudah sepatutnya kita mensyukuri apa pun yang kita miliki, dengan meminjam istilah motivator kenamaan Mario Teguh, mensyukuri dan bahagia dengan apa adanya kita. Bahagia dan kesedihan (kesulitan) dalam hidup ini harus kita terima dan kita jalani dengan sikap lapang dada. Kebahagaian yang sedang kita nikmati hendaknya tidak sampai membuat kita lupa diri. Demikian pula ketika kita sedang mendapatkan kesulitan kita tidak terlalu bersediah hati. Rasulullah mengajarkan dalam masalah dunia kita harus melihat ke bawah, karena sangat dimungkinkan masih banyak saudara-saudara kita yang potret kehidupannya masih terpuruk di bawah kita. Sedangkan untuk masalah akhirat, kita diperintahkan untuk melihat ke atas demi merangsang kita dalam melakukan amal ibadah kepada Allah SWT. Kita harus mengukur kualitas ibadah kita dengan orang lain, agar semakin mendekatkan diri pada-Nya.
Penyakit iri adalah penyakit rohani yang harus dibuang jauh-jauh dalam diri kita. Penyakit rohani ini lebih berbahaya dari penyakit jasmani. Oleh karena itu, sebelum "virus hati" ini semakin parah dalam menggerogoti hati kita, maka sedini mungkin kita harus memiliki "anti virus" yang ampuh untuk menghilangkannya.
Pertama, bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberi-Nya, seperti yang telah dipaparkan di atas. Kedua, selalu berzikir kepada Sang Khalik. Zikir bisa dilakukan dalam beberapa keadaan, baik ramai maupun sepi.
Dengan melantukan kalimah toyyibah diharapkan perasaan iri hati ini lenyap dari hati kita dan diganti dengan rasa ketenangan.
Karena zikir adalah bentuk psikoterapi yang dapat digunakan sebagai terapi dahsyat untuk menyembuhkan berbagai penyakit rohani. Allah berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram." (ar-Ra'd [13] : 28).
Semoga kita terhindar dari berbagai penyakit hati, termasuk penyakit SMS.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "SMS: Salah Satu Penyakit Hati"
Post a Comment