Askep Appendiksitis


1. Pengkajian

a. Biodata Pasien :
  • Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
b. Biodata Penaggung Jawab :
  • Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat.
c. Riwayat Kesahatan Pasien :
  • Riwayat Kesehatan Dahulu
  • Riwayat Kesehatan Sekarang : keluhan nyeri pada luka post operasi apendektomi, mual muntah, peningkatan suhu tubuh, peningkatan leukosit.
  • Riwayat Kesehatan Keluarga

d. Kebiasaan Sehari-hari :
  • Makan dan Minum
  • Eliminasi : BAK dan BAB
  • Personal Hygiene
e. Pemeriksaan Fisik / Head To Toe
  • Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
  • Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan splenomegali.
  • Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
  • Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
  • Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening.
  • Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan darah rutin : untuk mengetahui adanya peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi.
  • Pemeriksaan foto abdomen : untuk mengetahui adanya komplikasi pasca pembedahan.
2. Diagnosa
  • Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada abdomen kuadran kanan bawah post operasi appenditomi.
  • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri.
  • Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive appendiktomi.
  • Resiko kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan pemasukan cairan secara oral.
3. Intervensi

a. Diagnosa 1 :
Tujuan :
  • Nyeri berkurang / hilang dengan
Kriteria Hasil :
  • Tampak rilek dan dapat tidur dengan tepat.
Intervensi :
  • Kaji skala nyeri lokasi, karakteristik dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat. R/ Berguna dalam pengawasan dan keefesien obat, kemajuan penyembuhan,perubahan dan karakteristik nyeri.
  • Pertahankan istirahat dengan posisi semi powler. R/ Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.
  • Dorong ambulasi dini. R / Meningkatkan kormolisasi fungsi organ.
  • Berikan aktivitas hiburan. R/ Meningkatkan relaksasi.
  • Kolborasi tim dokter dalam pemberian analgetika. R/ Menghilangkan nyeri.
b. Diagnosa 2 :
Tujuan :
  • Toleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
  • Klien dapat bergerak tanpa pembatasan, Tidak berhati-hati dalam bergerak.
Intervensi :
  • Catat respon emosi terhadap mobilitas. R/ Immobilisasi yang dipaksakan akan memperbesar kegelisahan.
  • Berikan aktivitas sesuai dengan keadaan klien. R/ Meningkatkan kormolitas organ sesuiai dengan yang diharapkan.
  • Berikan klien untuk latihan gerakan gerak pasif dan aktif. R/ Memperbaiki mekanika tubuh.
  • Bantu klien dalam melakukan aktivitas yang memberatkan. R/ Menghindari hal yang dapat memperparah keadaan.
c. Diagnosa Keperawatan 3 :
Tujuan :
  • Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
  • Tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan peradangan
  • Intervensi :
  • Ukur tanda-tanda vital. R/ Untuk mendeteksi secara dini gejala awal terjadinya infeksi
  • Observasi tanda-tanda infeksi. R/ Deteksi dini terhadap infeksi akan mudah
  • Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik septik dan aseptic. R/ Menurunkan terjadinya resiko infeksi dan penyebaran bakteri.
  • Observasi luka insisi. R/ Memberikan deteksi dini terhadap infeksi dan perkembangan luka.
d. Diagnosa Keperawatan 4 :
Tujuan :
  • Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil :
  • Agar kebutuhan cairan teratasi
Intervensi :
  • Ukur dan catat intake dan output cairan tubuh. R/ Indikator hidrasi volume cairan sirkulasi dan kebutuhan intervensi
  • Awasi vital sign: Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa. R/ Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan atau kebutuhan pengganti.
  • Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian cairan intra vena. R/ Mempertahankan volume sirkulasi bila pemasukan oral tidak cukup dan meningkatkan fungsi ginjal

Sumber : http://delsajoesafira.blogspot.com/2011/12/askep-pasien-appendiksitis.html

1 Response to "Askep Appendiksitis"

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

    ReplyDelete