Mengkaji nilai-nilai Islami secara menyeluruh merupakan pekerjaan  yang sangat besar, karena nilai-nilai Islami tersebut menyangkut  berbagai aspek dan membutuhkan telaah yang luas. Kajian nilai-nilai  Islami disini menyangkut beberapa aspek yang dimiliki oleh seorang  muslim. Sebelum menanamkan nilai-nilai Islam terlebih dahulu memahami  ajaran agama Islam secara keseluruhan, yang mencakup tiga hal pokok  yaitu: 1) Islam yang meliputi rukun yaitu a) mengucapkan dua kalimat  syahadat b) mendirikan sholat, c) membayar zakat, d) mengerjakan  berpuasa dibulan ramadhan, e) melaksanakan haji bagi yang mampu. 2) Iman  yang meliputi enam rukun yakni a) Iman kepada Allah, b) Iman kepada  Malaikat Allah, c) Iman kepada Kitab Allah, d) Iman kepada Rosul Allah,  e) Iman kepada hari akhir, f) Iman kepada Qodho dan Qadar. 3) Ihsan  yaitu beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat Allah dan jika  tidak dapat melihat-Nya kita meyakini Allah melihat kita.
Peranan  agama dalam menjaga kesehatan mental, melihat bahwa ke Imanan dengan  meyakini ke enam rukun Iman dapat memelihara seseorang dari goncanmgan  atau gangguan jiwa. Ke Imanan tersebut dapat mengurangi tekanan-tekanan  batin dan kekecewaan yang timbul karena interaksi dalam keluarga dan  masyarakat.  Dengan demikian maka keimanan mengakibatkan timbulnya  keserasian dan keharmonisan antara pikiran, perasaan,dan perbuatan yang  membawa kepada ketenteraman. Orang bertindak menurut nilai yang  dimilikinya dan karenanya nilai itu memberikan arah hidupnya. Pendidikan  nilai membantu banyak orang untuk dapat membedakan apa yang  dilakukannya, dirasakan atau dipikirkan.
Untuk mengklasifikasikan nilai itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
- Dilihat dari kemampuan jiwa untuk menangkap dan mengembangkannya: 1) nilai yang statis, seperti: kognisi, emosi, dan psikomotor, 2) nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motivasi berkuasa.
- Dilihat dari proses budaya: 1) nilai ilmu pengetahuan, 2) nilai ekonomi, 3) nilai keindahan, 4) nilai politik, 5) nilai keagamaan, 6) nilai kejasmanian.
- Berdasarkan sumbernya: 1) nilai ilahiyah, 2) nilai insaniyah.
- Dilihat dari ruang lingkup keberlakuannya: 1) nilai-nilai universal, 2) nilai-nilai lokal. Dari dimensi waktu keberlakuannya: 1) abadi, 2) pasang surut, 3) temporal.
- Ditinjau dari segi hakikatnya: 1) nilai hakiki yang bersifat universal dan abadi, 2) nilai instrumental yang bisa bersifat lokal, pasang surut, dan temporal.
- Dilihat dari sifat nilai: 1) nilai subjektif, yang merupakan reaksi subjek terhadap objek, 2) nilai objek rasional, yang merupakan penemuan esensi objek melalui akal sehat, seperti kemerdekaan, kedamaian, keselamatan, persamaan hak, 3) nilai objektif metafisik, seperti nilai agama yang tidak bersumber pada logika tapi mampu menyusun kenyataan objektif.
Menrut  muhadjir (dalam Muhaimin, et. Al. 2005) bahwa secara hierarkis nilai  dapat dikelompokkan kedalam dua macam, yaitu 1) nilai-nilai ilahiyah,  yang terdiri dari nilai ubudiyah dan nilai-nilai muamalah, 2) nilai  etika insani, yang terdiri dari: nilai rasional, nilai sosial, nilai  individual, nilai biovisik, nilai ekonomik, nilai politik, dan nilai  estetik. 
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa nilai ilahi (nilai  hidup etik religius) memiliki kedudukan vertikal lebih tinggi daripada  nilai hidup lainnya. Disamping itu, nilai ilahi mempunyai konsekuensi  pada nilai lainnya, dan sebaliknya nilai lainnya memerlukan konsultasi  pada nilai ilahi, sehingga relasi termasuk vertikal linier. Sedangkan  nilai hidup insani (tujuh nilai insani) tersebut, mempunyai relasi  sederajat dan masing-masing tidak harus berkonsultasi, sehingga  hubungan-nya termasuk horizontal-lateral. 
Mungkin kita bertanya “ apakah  yang sosial lebih tinggi daripada yang individual?” filsafat hidup  bangsa Indonesia mendudukkan keduanya sederajat, tetapi ada keharusan  terapan nilai individual harus mempertimbangkan konsekuensi nilai  sosialnya, demikian pula terapan nilai sosial harus mempertimbangkan  konsekuensi individualnya, atau menurut istilah lainnya keseimbangan  antara kepentingan  individual dan sosial. Karena itu realisasinya  termasuk lateral-sekuensial. Terapan nilai rasional (misalnya mengejar  prestasi studi) juga harus diimbangi dengan konsekuensi biofisiknya  (seperti: menjaga kesehatan, mengatur makan dan istirahat). Karena itu  hubungan yang biofisik dengan yang estetis, dan sebagainya.
Disamping itu tata nilai atau hubungan antara nilai ilahi sebagai sumber  nilai dan esensi nilai, dengan nilai-nilai etik sebagai sumber nilai  dan esensi, dengan nilai-nilai etik insani lainnya dapat dibagi atas:
- Nilai ilahiyah ubudiyah. Intinya nilai ini berisi keimanan kepada Allah, dan iman ini akan mewarnai semua aspek kehidupan, atau mempengaruhi nilai-nilai yang lain.
- Nilai-nilai ilahiyah muamalah, yakni merupakan nilai-nilai terapan yang bersumber pada wahyu, dan sudah mulai jelas pembidangan aspek-aspek hidup, yang mencakup politik, ekonomi, sosial, individu, rasional, estetika dan sebagainya.
- Nilai-nilai insani yang meliputi tujuh nilai sebagaimana tersebut diatas yaitu: sosial, rasional, individual, ekonomi, estetik, politik, biofisik.
Hal yang perlu disadari adalah bahwa semakin kuat rembesan  iman (wilayah pertama) kedalam wilayah kedua dan ketiga, maka  nilai-nilai insani itu semakin diwarnai oleh jiwa keagamaan. Disamping  itu bila mana nilai-nilai insani mengunci diri pada wilayah ketiga, maka  tidak akan disinari oleh nilai-nilai ilahi (agama). Tetapi bilamana  diteruskan sampai kewilayah pertam, maka ia akan mementukan  root-valuesnya, dan semua aspek hidup harus bermuara pada nil;ai-nilai  ilahiyah tersebut. 
 

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
ReplyDelete