A. Pendekatan Konseling Keluarga
Untuk memahami mengapa suatu  keluarga bermasalah dan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah  keluarga tersebut, berikut akan di deskripsikan secara singkat beberapa  pendekatan konseling keluarga. Tiga pendekatan konseling keluarga yang  akan di uraikan berikut ini, yaitu pendekatan sistem, conjoint, dan  struktural.
1. Pendekatan Sistem Keluarga
Murray Bowen merupakan peletak  dasar konseling keluarga pendekatan sistem. Menurutnya anggota keluarga  itu bermasalah jika keluarga itu tidak berfungsi (disfunctining family).  Keadaan ini terjadi karena anggota keluarga tidak dapat bmembebaskan  dirinya dari peran dan harapan yang mengatur dalam hubungan mereka.
Menurut Bowen, dalam keluarga  terdapat kekuatan yang dapat membuat anggota keluarga bersama-sama dan  kekuatan itu dapat pula membuat anggota keluarga melawan yang mengarah  pada individualitas. Sebagaian anggota keluarga tidak dapat menghindari  sistem keluarga yang emosional yaitu yang mengarahkan anggota  keluarganya mengalami kesulitan (gangguan). Jika hendak menghindar dari  keadaan yang tidak fungsional itu, dia harus memisahkan diri dari sistem  keluarga. Dengan demikian dia harus membuat pilihan berdasarkan  rasionalitasnya bukan emosionalnya.
2. Pendekatan Conjoint
Sedangkan menurut Satir (1967)  masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga berhubungan dengan harga  diri (Self – Esteem) dan komunikasi. Menurutnya, keluarga adalah fungsi  penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah terjadi  jika slf-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan  komunikasi yang terjadi dikeluarga itu juga tidak baik. Satir m  engemukakan pandangannya ini berangkat dari asumsi bahawa anggota  keluarga menjadi bermasalah jika tidak mampu melihat dan mendengarkan  keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang lain.
3. Pendekatan Struktural
Minuchin (1974) beranggapan  bahwa masalah keluarga sering terjadi karena struktur keluarga dan pola  transaksi yang dibangun tidak tepat. Seringkali dalam membangun struktur  dan transaksi ini batas-batasss antara subsitem dari sistem keluarga  itu tideak jelas.
Mengubah struktur dalam keluarga  berarti menyusn kembali keutuhan dan menyembuhkan perpecahan antara dan  seputar anggota keluarga. Oleh karena itu, jika dijumpai keluarga yang  bermasalah perlu di rumuskan kembali struktur keluarga itu dengan  memperbaiki transaksi dan pola hubungan yang baru yang lebih sesuai.
Berbagai pandangan para ahli  tentang keluarga akan memperkaya pemahaman konselor untuk melihat  masalah apa yang seang terjadi, apakah soal struktur, pola komunikasi,  atau batasan yang ada di keluarga, dan sebagainya. Berangkat dari  analisi terhadap masalah yang dialami oleh keluarga itu konselor dapat  menetapkan strategi yang tepat untuk membantu keluarga..
B. Bentuk Konseling Keluarga
Kecendrungan pelaksanaan konseling keluarga adalah sebagai berikut :
- Memandang klien sebagai pribadi dalam konteks sistem keluarga. Klien merupakan bagian dari sistem keluarga, sehingga masalah yang dialami dan pemecahannya tidak dapat mengesampingkan peran keluarga.
 - Berfokus pada saat ini, yaitu apa yang diatasi dalam konseling keluarga adalah masalah-masalah yang dihadapi klien pada kehidupan saat ini, bukan kehidupan yang masa lampaunya. Oleh karena itu, masalah yang diselesaikan bukan pertumbuhan personal yang bersifat jangka panjang.
 
Dalam kaitannya dengan bentuknya,  konseling keluarag di kembangkan dalam berbagai bentuk sebagai  pengembangan dari konseling kelompok. Bentuk konseling keluarga dapat  terdiri dari ayah, ibu, dan anak sebagai bentuk konvensionalnya. Saat  ini juga dikembangkan dalam bentuk lain, misalnya ayah dan anak  laki-laki, ibu dan anak perempuan, ayah dan anak perempuan, ibu dan anak  laki-laki, dan sebagainya (Ohlson, 19770.)
Bentuk konseling keluarga ini  disesuaikan dengan keperluannya. Namun banyak ahli yang mengajurkan agar  anggota keluarga dapat ikut serta dalam konseling. Perubahan pada  sistem keluarga dapat dengan muda di ubah jika seluruh anggota keluarga  terlibat dalam konseling, karena mereka tidak hanya berbicara tentang  keluarganya tetapi juga terlibat dalam penyusunan rencana perubahan dan  tindakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
ReplyDelete